Adaptasi Tanaman Ubijalar ( Ipomoea batatas L.) Dataran Tinggi pada Dataran Rendah

Adaptation of Upland Sweet potato (Ipomoea batatas L.) on The Low lands

Authors

  • Hermanto Panjaitan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Emmy Harso Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
  • Revandy Iskandar Damanik Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32734/joa.v7i2.2482

Keywords:

adaptation, genotype, morphological characters, sweetpotato, adaptasi, genotip, karakter morfologis, ubijalar

Abstract

As many as 5 genotypes of upland sweetpotato (G1, G2, G3, G4, G5) were planted on lowland area. This study aims to determine the adaptation of upland sweetpotato crops planted on the lowland area. The research was conducted at Tanjung Selamat Regency Deli Serdang from May to October 2017. The design used in this study was randomized block design. The results of this study indicated sweetpotato. G4 had the highest weight of bulb compared to other genotypes (466,67 g). G3 had the largest number of tubers compared to other genotypes (4,67). G1 had the heaviest weight of bulb weight compared to other genotypes (197,81 g). G1 and G2 had the thickest thickness of the cortex compared to other genotypes. Upland sweetpotato grown in the highland were more adaptable compared to those were grown in the low land area. It can be shown from all production parameters orbserved.

Sebanyak 5 genotipe ubijalar (G1, G2, G3, G4, G5) dataran tinggi ditanam pada dataran rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adaptasi tanaman ubijalar (Ipomoea batatas L.) dataran tinggi pada dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Tanjung Selamat Kabupaten Deli Serdang mulai bulan Mei sampai dengan Oktober 2017. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan ubijalar G4 memiliki bobot umbi paling berat jika dibandingkan dengan genotip lainnya (466,67 g). G3 memiliki jumlah umbi paling banyak jika dibandingkan dengan genotip lainnya (4,67). G1 memiliki rataan bobot umbi paling berat jika dibandingkan dengan genotip lainnya (197,81 g). G1 dan G2 memiliki ketebalan korteks paling tebal jika dibandingkan dengan genotip lainnya (9 atau sangat tebal). Ubijalar dataran tinggi yang ditanam pada dataran tinggi lebih mudah beradaptasi dibandingkan yang ditanam pada dataran rendah. Dapat dilihat dari semua parameter produksi yang diamati.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2019-06-27