Pertumbuhan, Produksi, Dan Kualitas Bawang Merah Di Tanah Pasir Kuarsa Pedalaman Luar Musim

The Growth, Production, and Quality of Shallot at Back Quartz Sands in The Off Season

Authors

  • Muhammad Anang Firmansyah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km 5 Palangka Raya 73111, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.32734/joa.v6i2.2604

Keywords:

Allium ascalonicum L, back quartz sands, off season, pasir kuarsa pedalaman, luar musim

Abstract

The development of shallot cultivation at back quartz sand during onion rainy or off season can be
considered as new innovation. The objectives of this study is to obtain shallot varieties that are
adaptive in terms of the growth, production, and quality parameters. The experimental design used
in this research is randomized block design (RBD) 4x3 with 4 treatments of varieties (Maja
Cipanas, Tajuk, Bauji and Bima Brebes), and 3 replication for each treatment. The results showed
that soil bulk density increased with the deepening of the soil, however soil water content
decreased. Based on growth parameter, Tajuk showed the best results and significantly different
comparing to Bima Brebes. For production parameter, the weight of varieties of Maja Cipanas,
Bauji dan Bima Brebes is 10 grams more than Tajuk with weight is 6,97 grams only. The
production of Bauji showed the highest dry production of 22.4 ton/ha although it is not
significantly different with Maja Cipanas that can produce 18.49 ton/ha. For quality parameter, the
varieties of Bima Brebes showed the optimum results in terms of parameter of hardness of tubers
and total dissolved solids (TDS) with the value of 4.9 kg / cm
2
and 16,42 % respectively.

Pengembangan bawang merah di tanah pasir kuarsa pedalaman di luar musim atau musim hujan merupakan hal baru. Tujuan penelitian ini mendapatkan varietas bawang merah yang adaptif ditinjau dari parameter pertumbuhan, produksi, dan kualitas. Rancangan percobaan menggunakan RAK4x3 (Rancangan Acak Kelompok) dengan 4 perlakuan varietas (Maja Cipanas, Tajuk, Bauji dan Bima Brebes), setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot isi tanah meningkat dengan makin dalamnya tanah, namun kadar air tanah sebaliknya makin menurun. Pada parameter pertumbuhan nampaknya Tajuk terbaik dan berbeda nyata dibandingkan Bima Brebes. Pada parameter produksi ternyata Maja Cipanas, Bauji dan Bima Brebes memiliki berat 10 g lebih, sedangkan Tajuk hanya 6,79 g. Produksi varietas Bauji adalah terbaik dengan produksi kering sebesar 22,4 t/ha meskipun tidak berbeda nyata dengan Maja Cipanas 18,49 t/ha. Pada parameter kualitas maka Bima Brebes cukup baik ditinjau dari parameter kekerasan umbi dan Total Padatan Terlarut (TPT) berturut-turut 4,9 kg/cm 2 dan 16,42 %.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2018-04-17