REOPTIMALISASI PERLINDUNGAN HUKUM SAKSI PELAPOR (WHISTEBLOWER) DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI
DOI:
https://doi.org/10.32734/rslr.v2i1.11278Keywords:
Whistleblower, witness testimony, protection, corruption;Abstract
The protection of whistleblower witnesses (whisteblower) in handling corruption crimes is still an unresolved problem to date. Referring to the LPSK report, there was a rapid increase in the number of complaints in 2021, with the number of corruption also increasing and requiring immediate resolution. Amid the complexity of these demands, both the LPSK and the KPK have not been able to effectively provide guaranteed protection for witnesses reporting corruption crimes. As a result, there are still many cases that cause victims, whether whistleblower witnesses who died, were criminalized, or received threats and intimidation. In fact, in criminal procedural law in Indonesia, witness statements are part of valid evidence. For this reason, the government needs to increase efforts to protect whistleblower witnesses as mandated in Law No.13 of 2006 concerning Witness and Victim Protection. This research uses juridical-normative methods, and seeks to present solutions in policy making to optimize efforts to protect witnesses reporting corruption crimes in Indonesia.
Downloads
References
Chazawi, A. (2006). Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Bandung: Alumni
Gianie, (Februari 2023) “2022, Tahun Terakhir Defisit Anggaran di Atas 3 Persen”, Kompas Online, Februari 2023 diakses dari www.kompas.id/baca/bebas-akses/2022/01/24/2022-tahun-terakhir-defisit-anggaran-diatas-3-persen.
Hamzah, A. (2007). Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Konstitusional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Harahap, M.Y. (2006). Pembahasan dan Penerapan KUHP dalam Pemeriksaan, Sidang, Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Edisi Kedua. Jakarta: Sinar Grafika
Hartati, E. (2009). Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika
Indonesian Corruption Watch, (2022). “Tren Vonis Kasus Korupsi 2021”. Antikorupsi, 08 Februari 2023, diakses dari www.antikorupsi.org/id/tren-vonis-kasus-korupsi-2021
Mahmud, M. (2013). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Matondong, F.J. (2015). Perlindungan Saksi Pelapor Dalam Tindak Pidana Korupsi di Indonesia. Jurnal Lex Crimen, Vol.4, No.3
Rahmani, D. (2022). “Permohonan Perlindungan Meningkat Tajam, LPSK Keluhkan Anggaran Tak Cukup”. Detik, 09 Februari 2023 diakses dari www.news.detik.com/berita/d-6310812/permohonan-perlindungan-meningkat-tajam-lpsk-keluhkan-anggaran-tak-cukup.
Saleh, K.W. (1983). Tindak Pidana Korupsi dan Suap. Bandung: Ghalia Indonesia
Soekanto, S., dan Mamudji, S. (2003). Penelitian Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
Suradi, S. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelapor Dalam Tindak Pidana Korupsi Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Jurnal Justisia Pro, Vol.2, No.4
Vod. (2022). “Seorang ASN Asal Semarang Jadi Saksi Kasus Korupsi, tapi Kini Tewas Terbakar dan Diduga Dibunuh”. Kompas Online, 09 Februari 2023, diakses dari www.kompas.tv/amp/article/327800/videos/seorang-asn-asal-semarang-jadi-saksi-kasus-korupsi-tapi-kini-tewas-terbakar-dan-diduga-dibunuh
Walters, I. (2006). Memerangi Korupsi: Sebuah Peta Jalan Untuk Indonesia. Jakarta: JP Book
Waluyo, B. (2014). Viktomologi Perlindungan Korban & Saksi. Jakarta: Sinar Grafika
Wiyono, R. (2008). Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2023 Andri Yanto, Faidatul Hikmah, Nabil Abduh Aqil
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.