PENCIPTAAN TEMPAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS
Studi Kasus: Pengolahan Sampah oleh Komunitas My Darling dan Kakasih
DOI:
https://doi.org/10.32734/koridor.v9i1.1313Keywords:
Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas, Place Making, Komunitas My Darling, Komunitas KakasihAbstract
Program pengelolaan sampah berbasis komunitas digagas untuk mengurangi beban pengelolaan sampah perkotaan. Dengan melibatkan komunitas, sampah diharapkan bisa dikelola segera setelah sampah diproduksi oleh masyarakat. Kajian penciptaan tempat (place-making) dalam program pengelolaan sampah berbasis komunitas terkait dengan keberadaan tempat pengolahan sampah yang dibangun. Dengan mengambil kasus pengelolaan sampah oleh Komunitas My Darling dan Komunitas Kakasih di kota Bandung, penelitian ini mencoba melihat penciptaan tempat yang terjadi dari relasi antara komunitas dengan tempat pengolahan sampah dan kaitannya dengan keberlanjutan program. Melalui analisis penciptaan tempat dengan pendekatan konstruksi sosial melalui metode sosioteknogram dari Teori Jaringan-Aktor, dilihat bagaimana relasi sosial yang terjadi dan bentuk tempat yang tercipta pada komunitas tersebut. Penciptaan tempat secara top-down melalui program pemerintah memang mampu menciptakan tempat pengolahan sampah yang permanen dan terpusat namun bisa mengakibatkan terputusnya relasi dengan komunitas dan tidak berlanjutnya program pengelolaan sampah, yang berujung pada terciptanya tempat yang terbengkalai. Sedangkan penciptaan tempat secara bottom-up, meskipun bentuk tempat yang tercipta tersebar, kecil-kecil, dan termporal, namun mampu menjadi simpul dari jaringan sosial yang terbangun yang mendukung pada keberlanjutan program, dan berujung pada terciptanya tempat-tempat yang hidup oleh aktivitas masyarakat. Pelajaran penting dari kajian penciptaan tempat pada kedua kasus ini adalah adanya perubahan strategi penciptaan tempat dari aktor kunci menghadapi kendala yang terjadi demi keberlangsungan program pengelolaan sampah berbasis komunitas Dari sini diharapkan ada wawasan baru tentang relasi timbal baik desain lingkungan binaan dan konstruksi sosial, terutama dikaitkan dengan peran desain sebagai bagian dari strategi adaptif manusia.