ANALISIS TEORI JARINGAN AKTOR PADA CO-WORKING SPACE DAN KOMUNITAS STARTUP DI BANDUNG
DOI:
https://doi.org/10.32734/koridor.v8i2.1348Keywords:
place construction, co-working space, budaya lokal, komunitas startup, BandungAbstract
Co-working hadir sebagai gaya hidup bekerja mandiri yang mengutamakan nilai kolaborasi, keterbukaan, komunitas, aksesibilitas dan keberlanjutan. Gaya hidup tersebut dimanifestasikan secara arsitektural dalam bentuk tipologi co-working space yang kini menjadi fenomena yang sering dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini terjadi seiring dengan munculnya berbagai komunitas startup atau perusahaan rintisan yang masing-masing dari mereka membutuhkan ruang kerja yang nyaman dan terjangkau. Hadirnya co-working space sebagai sebuah place didukung oleh kehadiran komunitas startup sebagai society di dalamnya. Dengan mengambil kasus co-working space dan komunitas startup di kota Bandung dengan metode relasi antara artifak dan aktor menggunakan Teori Jaringan Aktor (Actor Network Theory/ANT), tulisan ini menelusuri relasi antara kehadiran co-working space dengan komunitas startup di kota Bandung. Dalam studi kasus co-working space HackerspaceBDG yang kemudian secara manajerial bergabung dengan Co&Co Space dan komunitas FOWAB, relasi yang terjadi antara ketiganya ditelusuri dalam 3 momentum: inisiasi, perpindahan lokasi dan pemindahan pengelolaan co-working. Dari analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa keberhasilan co-working space sebagai tempat/place bagi komunitas startup berkolaborasi ditentukan oleh intensitas community event (artifak) dan kesinambungan pelaksanaan event (artifak) ditentukan oleh pengelola co-working space sebagai aktor. Hasil analisis tersebut direfleksikan dalam bentuk penanganan desain arsitektur untuk menghadirkan kolaborasi komunitas startup di co-working space.