Mencermati Populisme Prabowo Sebagai Bentuk Gaya Diskursif Saat Kampanye Politik Pada Pemilihan Presiden 2019
DOI:
https://doi.org/10.32734/politeia.v12i1.3170Keywords:
Populisme, Kampanye Politik, Gaya Diskursif, PemiluAbstract
Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan populisme sebagai gaya diskursif salah satu calon presiden pada Pemilu 2019 di Indonesia yaitu Prabowo Subianto. Fenomena global yang menunjukkan munculnya kemenangan pemimpin-pemimpin populis di hampir seluruh dunia ternyata membuat Prabowo juga tertarik untuk memainkan gaya kepemimpinan populis untuk meraup simpati masyarakat. Prabowo memainkan isu populis ketika melakukan kampanye politik sebagai gaya diskursif. Retorika yang dilakukan oleh Prabowo ketika berkampanye sangat sarat dengan isu-isu populistik. Penelitian ini membuktikan bahwa Prabowo Subianto menggunakan isu populisme sebagai gaya diskurif ketika berkampanye pada saat pemilu. Peneliti akan melakukan analisis dengan mengacu pada teori Cas Mudde (2007) yang mengemukakan karakteristik dari populisme terwujud dalam tiga ciri yaitu anti – kemapanan (anti-establishment) atau anti elit, otoriterisme, dan nativisme. Objek penelitian ini akan terfokus pada Prabowo sebagai aktor politik yang sedang memainkan isu populisme sebagai gaya diskursif dengan mencermati konten-konten yang ia sampaikan ketika berkampanye. Teknik pengumpulan data akan menggunakan data-data sekunder berupa surat kabar, media cetak maupun kanal berita elektronik serta bahan lain yang mendukung penelitian. Data-data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif.
Downloads
Published
Issue
Section
Copyright (c) 2020 Politeia: Jurnal Ilmu Politik
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.