Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang

Authors

  • Sulis Tya Rani Universitas Lampung
  • Indra Gumay Yudha Universitas Lampung
  • Rachmad Caesario Universitas Lampung
  • SM. A Hari Mahardika Institut Pertanian Bogor

DOI:

https://doi.org/10.32734/jafs.v1i1.8612

Keywords:

Keberlanjutan, mangrove, pesisir, Rapfish

Abstract

Ekosistem mangrove di Pesisir Kabupaten Tangerang memiliki fungsi secara ekologi, ekonomi, serta sosial yang harus dikelola dengan tepat agar menjamin keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Menganalisis aspek pendukung dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang dan (2) Mendeskripsikan status keberlanjutan dari berbagai aspek dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2021 berlokasi di 6 desa (Kronjo, Patra Manggala, Ketapang, Margamulya, Tanjung Burung dan Tanjung Pasir) di Pesisir Kabupaten Tangerang. Responden sebagai sumber informasi berasal dari pemerintah, masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat terkait penelolaan mangrove yang dipilih menggunakan purposive sampling. Analisa data penentuan status keberlanjutan dan atribut pengungkit menggunakan metode Rapfish dengan pendekatan multidimensional scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan ekosistem mangrove pada 4 dimensi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Atribut penunjang yang digunakan untuk meningkatkan status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove yaitu, rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem mangrove, rerata penghasilan terhadap upah minimum masyarakat, anggaran pemerintah untuk pengelolaan mangrove, konflik sosial, akses masyarakat lokal terhadap ekosistem mangrove, penegakan hukum dan keterlibatan lembaga masyarakat

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adriman, Purbayanto, A., Budiharso, S., & Damar, A. (2012). Analisis Keberlajutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Terembu Karang di Kawasan Konservasi Laut Daerah Bintan Timur Kepulauan Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 17(1), 1-15.

Agustini, N. T., Ta'aladin, Z., & Purnama , D. (2016). Struktur Komunitas mangrove di Desa Kahyapu Pulau Enggano. Jurnal Enggano, 1(1) , 19-31.

Huda, N. (2008). Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Semarang: Tesis Universitas Diponegoro.

[Kep Men] Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 201 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

[Kep Gub] Keputusan Gubernur Banten nomor 561/Kep.272-Huk/2020 tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2021.7 hlm.

Kuvaini, A., Hidayat, A., Kusmana, C., & Basuni. (2019). Teknik Penilaian Multidimensi untuk Mengevaluasi Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Mangrove di Pulau Kangean Provinsi Jawa Timur . Jurnal Wilayah dan Lingkungan 7(3), 137-152.

Marlianingrum, P. R., Adrianto, L., Kusumastanto, T., & Fahrudin, A. (2021). Sistem Sosial-Ekologi Mangrove Di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekobis : Ekonomi Bisnis & Manajemen, 11(2), 351–364. https://doi.org/10.37932/J.E.V11I2.386

Muhsimin, Nyoto, S., & Hariyadi. (2018). Status Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Wilayah Pesisir Desa Akuni Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Sulvikultur Tropika, 09(1), 44-52.

Mukhlisi, I. B., Hendrarto, & Purweni, H. (2014). Status Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Jurnal Geografi, 11(01), 58-70.

Pattimahu, D. V., Kusmana, C., Harjomidjojo, H., & Darusman, D. (2010). Analisis Nilai Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove di Kabupaten Seram Bagiian Barat, Maluku. Forum Pascasarjana, 33(4), 239-249.

Peraturan Daerah Provinsi Banten nomor 10 tahun 2012 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.77 hlm.

Rangkuti, A. M., Cordova, M. R., Rahmawati, A., Yulma, & Adim, H. E. (2017). Ekosistem pesisir dan laut Indonesia (S. B. Hastuti (ed.); 1st ed.). PT.Bumi Aksara.

Pitcher, T., & Preikshot, D. (2001). RAPFISH: Rapid Appraisal Technique to Evaluate the Sustainability Status of Fisheries. Fisheries Research, 49(3), 255-270.

Santoso, N. (2012). Arahan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Kawasaan Mangrove Berkelanjutan di Muara Angke Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Bogor: Disertasi Institut Pertanian Bogor.

Schaduw, J. W. (2015). Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Mantehage, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi, 2(2), 60-70.

Suwandana, E., & Pebrianti, R. (2019). The Measurement of Mangrove Forest Ecosystem Area By Community Unit Approach In Tangerang Regency. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 3(1), 49–59. https://doi.org/10.37950/JKPD.V3I1.52

Theresia, Boer, M., & Pratiwi, N. T. (2015). Status Keberlajutan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatra Selatan . Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7(2), 703-714.

Published

2022-03-28

How to Cite

Rani, S. T. ., Yudha, I. G. ., Caesario, R., & Mahardika, S. A. H. . (2022). Status keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di Kabupaten Tangerang. AQUACOASTMARINE: Journal of Aquatic and Fisheries Sciences , 1(1), 7-15. https://doi.org/10.32734/jafs.v1i1.8612