Penggunaan Buzzer dalam Hegemoni Pemerintahan Joko Widodo
DOI:
https://doi.org/10.32734/ljsp.v1i2.9136Keywords:
Buzzer, Hegemoni, Jokowi, Demokrasi, Media SosialAbstract
Buzzer secara umum digunakan oleh partai politik maupun kandidat pada saat kampanye dan memiliki tugas membentuk opini publik dengan tujuan memobilisasi pemilih. Akan tetapi, pada masa pemerintahan Jokowi, buzzer memiliki pergeseran peran. Artikel ini menunjukkan bahwa buzzer digunakan untuk menyebarluaskan program pembangunan infrastruktur pemerintah dan juga menyerang pihak-pihak yang melakukan kritik atau bersebrangan dengan pemerintah. Dalam menangkal setiap kritik kepada pemerintah, narasi yang secara umum digunakan buzzer untuk membentuk citra pemerintah adalah “Jokowi Orang Baik” dan “Tidak Semua Kesalahan Adalah Kesalahan Jokowi”. Melalui studi literatur, artikel ini disusun untuk memahami aktivitas buzzer di media sosial. Dengan teori hegemoni Antonio Gramsci, argumentasi artikel ini adalah penggunaan buzzer sebagai bagian hegemoni yang dilakukan pemerintahan Jokowi untuk menciptakan kebijakan pembangunan dan pelaksanaan investasi yang minim kritik. Di sisi lain, aktivitas buzzer yang secara massif melakukan pembelaan terhadap pemerintah justru mengancam demokrasi dan membentuk kekuasaan yang otoriter.
Downloads
Published
Versions
- 2022-09-30 (3)
- 2022-09-30 (2)
- 2022-09-30 (1)
Issue
Section
Copyright (c) 2022 Langgas: Jurnal Studi Pembangunan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.