PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP KADAR HORMON ESTROGEN DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI TULANG ALVEOLAR MENCIT (MUS MUSCULUS L) YANG MELAKUKAN LATIHAN FISIK MAKSIMAL
EFFECT OF VITAMIN E ADMINISTRATION TO THE LEVEL OF ESTROGEN HORMONE AND HISTOPATHOLOGY OF ALVEOLAR BONE OF THE MICE (MUS MUSCULUS L) WITH MAXIMAL PHYSICAL EXERCISE
DOI:
https://doi.org/10.32734/dentika.v17i2.1763Keywords:
estrogen, vitamin E, radikal bebas, latihan fisikAbstract
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak mempunyai pasangan elektron dan dapat merusak
molekul-molekul penting untuk fungsi seluler. Pada kondisi stres oksidatif, radikal bebas akan menyebabkan terjadinya
peroksidasi lipid membran sel dan merusak organisasi membran sel. Pemberian asupan antioksidan berupa vitamin E
dapat menurunkan efek radikal bebas dalam tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh
pemberian vitamin E terhadap kadar estrogen dan stuktur tulang alveolar mencit akibat radikal bebas. Mencit (Mus
musculus L.) betina dibagi dalam 6 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 5 ekor, P0= tidak diberi perlakuan (kelompok
kontrol); P1= latihan fisik maksimal setiap hari selama 30 hari; P2= vitamin E selama 30 hari; P3= latihan fisik maksimal
selama 15 hari, selanjutnya 15 hari lagi vitamin E; P4= vitamin E selama 15 hari, selanjutnya 15 hari lagi latihan fisik
maksimal; P5= latihan fisik maksimal dan vitamin E selama 30 hari. Pada akhir perlakuan sesuai dengan kelompok,
dilakukan pemeriksaan terhadap kadar estrogen dan terhadap stuktur tulang alveolar mencit. Hasil penelitian ini
menunjukkan vitamin E berpengaruh terhadap kadar hormon estrogen mencit (Mus musculus L.) betina dewasa yang
melakukan latihan fisik maksimal secara bermakna (p<0,05), dan vitamin E juga berpengaruh terhadap stuktur tulang
alveolar mencit (Mus musculus L.) betina dewasa yang melakukan latihan fisik maksimal secara bermakna (p<0,05).
Sebagai kesimpulan, vitamin E berpengaruh terhadap kadar hormon estrogen dan stuktur tulang alveolar mencit (Mus
musculus L.) betina dewasa yang melakukan latihan fisik maksimal secara bermakna (p<0,05).